Sekitar 65 Orang Tewas Akibat Crane Jatuh di Masjidil Haram Makkah


Hujan dan angin kencang melanda Kota Mekkah mulai pukul 17.10 waktu Arab Saudi, Jumat (11/9). Selain cair, hujan yang turun juga berupa es. Butiran es ukurannya sebesar kacang. Badai mengakibatkan dua tiang bendera di Kantor Misi Haji Indonesia roboh. Petir menerangi langit dan gemuruh terdengar Kota Mekkah.

Dengan cepat, air menggenangi jalanan di Kota Mekkah. Kemacetan di jalan-jalan pun tidak terhindarkan. Suara klakson bercampur dengan hujan, gemuruh, dan kilat. "Di daerah bawah itu pasti sudah banjir. Ini karena kita di atas saja," ujar salah satu mukimin, Saifullah.

Kepala Seksi Katering Panitia Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ahmad Abdullah Yunus langsung memerintahkan pintu kantor Daker Mekkah ditutup. "Langsung ditutup biar kacanya nggak pecah," katanya.

Kondisi yang sama terjadi di pemondokan nomor 627 di wilayah Syisyah, sekitar 4 km dari Masjidil Haram. Pintu dan kaca berderit diterjang angin kencang. Petugas Panitia Ibadah Haji (PPIH) Cholid mengatakan jamaah yang sedang menunggu di Terminal Syib Amir langsung dibawa ke dalam kontainer dan bus. "Ada sekitar 15 orang di dalam kontainer, termasuk tiga petugas," ujarnya.

Terminal Syib Amir berjarak sekitar 200 meter dari Masjidilharam langsung ditutup. Terminal ini merupakan satu dari tiga terminal di sekitar Masjidilharam yang menjadi lokasi jamaah Indonesia menunggu bus shalawat yang akan mengantar ke pemondokan.

Informasi yang dikumpulkan KORAN SINDO, hujan kemarin merupakan hujan ketujuh kalinya di Mekkah sejak akhir bulan lalu. Mukimin lainnya, Sarman Sarga Yusuf, 46, menjelaskan bahwa hujan deras sering terjadi saat  peralihan musim panas ke musim dingin. Namun bedanya, hujan kali ini disertai petir dan hujan deras. "Biasanya nggak seperti ini. Pernah terjadi seperti ini pada tahun 1997 lalu," jelasnya.

Menjelang pukul 18.05, hujan mulai reda. Laporan dari petugas di sektor khusus Masjidilharam, ada sejumlah korban yang berjatuhan. Mereka merupakan jamaah haji yang sedang tawaf. Saat hujan badai, ada crane proyek perluasan Masjidilharam yang roboh. Letaknya di berada di belakang tempat tawaf lantai dua dan tiga.

"Jamaah panik dan berlarian, ada yang terpeleset dan jatuh. Saya saat ini sedang mengevakuasi sembilan jamaah," kata kepala Sektor Khusus Slamet Budiyono melalui sambungan bravo, sejenis handy talkie.

Informasi yang beredar, sejumlah jamaah menjadi korban. Sementara itu, di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah kembali diterjang badai pasir. "Belum ada laporan penundaan penerbangan jamaah haji,"ujar kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam tadi malam.

Akibat badai yang disertai hujan, sebuah alat berat konstruksi jatuh dan menewaskan puluhan jamaah haji dan lainnya luka-luka di Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia, Jumat malam, 11 September. Setidaknya 65 orang tewas setelah tertimpa alat tersebut, menurut perkiraan Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi melalui akun resmi Twitter, @KSA_998.

Alat berat, atau crane, banyak ditemui di lingkungan Masjidil Haram karena sedang dilakukan renovasi demi memperluas kapasitas jamaah. Kejadian ini terjadi saat musim haji, di mana jutaan umat Islam berkumpul di tanah suci.

Berdasarkan proporsi jumlah penduduk, Indonesia mendapatkan kuota jamaah haji terbesar di dunia. Menurut Menteri Agama Lukman Saifuddin, setidaknya seorang jamaah haji asal Indonesia meninggal dunia akibatnya dan 20 luka-luka.

"Petugas kita sedang terus mendata. Hingga kini tercatat satu meninggal," kata Lukman kepada Rappler melalui pesan singkat, Sabtu dini hari, 12 September. Jamaah yang terluka kini dilarikan ke Rumah Sakit Ajyad dan Rumah Sakit An-Nur untuk menjalani perawatan.

Pemerintah setempat memang tengah melakukan perluasan tempat ibadah tersebut menjadi 400.000 meter persegi. Alat-alat berat proyek tersebut tampak di sekeliling masjid. Ketika rampung, Masjidil Haram yang baru diperkirakan dapat menampung 2,2 juta jemaah. Proses ini akan rampung pada 2016.

Saat ini, Masjidil Haram "hanya" mampu menampung sekitar 800.000 jemaah setiap tahunnya.

Beberapa tahun terakhir, tak ada laporan insiden besar yang menyebabkan puluhan jemaah meninggal dunia dan luka-luka. Pemerintah Arab Saudi melakukan investasi miliaran dollar AS di bidang transportasi dan infrastruktur untuk memfasilitasi jemaah untuk menunaikan ibadahnya.

20 WNI luka, 1 meninggal

Akibat insiden ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sebanyak 20 jemaah asal Indonesia turut menjadi korban luka dan satu korban meninggal.

"Kejadian ini memang luar biasa," ujar Amirul Hajj itu, dalam pembicaraan via telepon dengan tim Media Center Haji (MCH) di Mekkah, Jumat malam.

Ia mengakui, akibat hujan deras dan angin kencang di Mekkah, alat berat yang digunakan untuk perluasan Masjidil Haram terjatuh.

"Ada jemaah kita sebanyak 20 orang yang terluka dan sudah dibawa ke rumah sakit di Jiyad, Arab Saudi," kata Menag.

Sumber : Dari berbagai sumber